LAPORAN PRAKTIKUM
MANAJEMEN TERNAK PERAH
( KAMBING )
OLEH
BUDIONO
B1D014049
KELOMPOK 4
5 A1
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Diserahkan Guna Memenuhi
Sebagian Syarat yang Diperlukan untuk Untuk Mata Kuliah Manajemen Ternak Perah Pada
Fakultas Peternakan
Universitas Mataram
Mataram, Januari 2017
Mengetahui,
Dosen/Teknisi/Co. Assistant Mata Kuliah Praktikan,
KATA PENGANTAR
̶Puji syukur saya panjatkan
ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Tetap Manajemen Ternak Perah ini tepat pada waktunya tanpa hambatan yang berarti. Oleh karena
itu dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT yang telah
memberikan ridho-Nya
untuk menyelesaikan laporan ini. Dosen-dosen
yang selalu membimbing mata kuliah. Teman-teman yang selalu membantu memberikan dukungan dan do’a
kepadaku
Akhir kata saya mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat
disebutkan satu persatu. Semoga Laporan Tetap Manajemen Ternak Perah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Mataram, Januari 2017
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………....…………..………………………
|
i
|
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………...
|
ii
|
KATA PENGANTAR………………………………………………….…..
|
iii
|
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..
|
iv
|
DAFTAR TABEL……………………………………………………….....
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................
|
vii
viii
|
ACARA 1 MANAJEMEN PEMBERSIHAN KANDANG
|
|
BAB I. PENDAHULUAN
|
|
1.1.
Latar Belakang……………….…………………………....….....
|
1
|
1.2.
Tujuan dan Kegunaan ...…………………………………….......
|
2
|
1.2.1.
Tujuan……………………………………………….....
|
2
|
1.2.2.
Kegunaan
……………………………………………...
|
2
|
BAB II. MATERI DAN METODE
|
|
2.1. Waktu Dan Tempat……………………………………………...
|
3
|
2.2. Alat dan Bahan
Praktikum………………………………………
|
3
|
2.2.1. Alat………………………………………………...........
|
3
|
2.2.2. Bahan…………………………………………………...
|
3
|
2.3. Metode Praktikum…………………………………………..........
|
3
|
BAB III. HASIL DAN EMBAHASAN
|
|
3.1. Hasil Praktikum……………………………………....................
|
4
|
3.2. Pembahasan .................………………………………………....
|
5
|
BAB IV. PENUTUP
|
|
4.1. Kesimpulan………………………………........…………………..
|
7
|
4.2. Saran………………………………………….....................…......
|
7
|
DAFTAR PUSTAKA
|
8
|
ACARA 1I MANAJEMEN KESEHATAN KAMBING
|
|
BAB I.
PENDAHULUAN
|
|
1.1.
Latar Belakang……………….…………………………....….....
|
9
|
1.2.
Tujuan dan Kegunaan ...…………………………………….......
|
10
|
1.2.1.
Tujuan………………………………………………......
|
10
|
1.2.2.
Kegunaan
……………………………………………....
|
10
|
BAB II. MATERI DAN METODE
|
|
2.1. Waktu Dan Tempat……………………………………………...
|
11
|
2.2. Alat dan Bahan
Praktikum………………………………………
|
11
|
2.2.1. Alat………………………………………………...........
|
11
|
2.2.2. Bahan…………………………………………………....
|
11
|
2.3. Metode Praktikum…………………………………………...........
|
11
|
BAB III. HASIL DAN EMBAHASAN
|
|
3.1. Hasil Praktikum……………………………………....................
|
12
|
3.2. Pembahasan .................………………………………………....
|
12
|
BAB IV. PENUTUP
|
|
4.1. Kesimpulan………………………………........………………….
|
15
|
4.2. Saran………………………………………….....................…......
|
15
|
DAFTAR PUSTAKA
|
16
|
ACARA 1II MANAJEMEN PAKAN KAMBING
|
|
BAB I.
PENDAHULUAN
|
|
1.1.
Latar Belakang……………….…………………………....….....
|
17
|
1.2.
Tujuan dan Kegunaan ...…………………………………….......
|
18
|
1.2.1.
Tujuan…………………………………………........….
|
18
|
1.2.2.
Kegunaan
……………………………………………...
|
18
|
BAB II. MATERI DAN METODE
|
|
2.1. Waktu Dan Tempat……………………………………………..
|
19
|
2.2. Alat dan Bahan
Praktikum……………………………………...
|
19
|
2.2.1. Alat………………………………………………..........
|
19
|
2.2.2. Bahan…………………………………………………...
|
19
|
2.3. Metode Praktikum…………………………………………..........
|
19
|
BAB III. HASIL DAN EMBAHASAN
|
|
3.1. Hasil Praktikum……………………………………....................
|
21
|
3.2. Pembahasan .................………………………………………....
|
21
|
BAB IV. PENUTUP
|
|
4.1. Kesimpulan………………………………........………………….
|
24
|
4.2. Saran………………………………………….....................…......
|
24
|
DAFTAR PUSTAKA
|
25
|
ACARA 1V MANAJEMEN PEMERAHAN KAMBING
|
|
BAB I.
PENDAHULUAN
|
|
1.1.
Latar Belakang……………….…………………………....….....
|
26
|
1.2.
Tujuan dan Kegunaan ...…………………………………….......
|
27
|
1.2.1.
Tujuan……………………………………………....….
|
27
|
1.2.2.
Kegunaan
……………………………………………...
|
27
|
BAB II. MATERI DAN METODE
|
|
2.1. Waktu Dan Tempat……………………………………………..
|
28
|
2.2. Alat dan Bahan
Praktikum……………………………………...
|
28
|
2.2.1. Alat………………………………………………..........
|
28
|
2.2.2. Bahan…………………………………………………...
|
28
|
2.3. Metode Praktikum…………………………………………..........
|
28
|
BAB III. HASIL DAN EMBAHASAN
|
|
3.1. Hasil Praktikum……………………………………....................
|
29
|
3.2. Pembahasan .................………………………………………....
|
29
|
BAB IV. PENUTUP
|
|
4.1. Kesimpulan………………………………........………………….
|
31
|
4.2. Saran………………………………………….....................…......
|
31
|
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
|
32
33
|
DAFTAR
TABEL
Tabel
1 Bahan Penyusun Konsentrat............................................................... 21
.
Tabel
2. Pemberian Pakan Kambing Perah...................................................... 21
Tabel
3. Jumlah Konsumsi Ternak Kambing.................................................. 21
DAFTAR
GAMBAR
Ganbar
1. Sebelum pembersihan
kandang....................................................... 4
Gambar
2. Setelah pembersihan kandang........................................................ 4
Gambar
3. Pemotongan
kuku........................................................................... 12
Gambar
4. Penyuntikan.................................................................................... 12
Gambar
5. Pemerahan....................................................................................... 29
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Permintaan akan
ketersediaan daging kambing tiap tahun semakin meningkat, hal
tersebut dibuktikan dengan semakin banyaknya tingkat konsumsi masyarakat
terhadap makanan olahan berbahan dasar daging kambing. Apalagi beternak kambing tidaklah
sesulit seperti ternak hewan-hewan yang lain.
Kambing Peranakan Etawa
(PE) adalah hasil dari persilangan kambing etawa yang berasal dari india dengan
kambing lokal (kambing kacang). Jenis kambing ini juga sudah tersebar di
seluruh wilayah indonesia. Kambing Peranakan Etawa (PE) memiliki dua keuntungan
yaitu sebagai penghasil daging serta penghasil susu. Ciri- ciri dari kambing PE
yaitu telinganya panjang dan terkulai lemas, telinganya memiliki panjang 18-30
cm, warna bulu coklat muda sampai kehitaman. Kambing PE jantan, bulu di atas
leher dan pundak relatif lebih tebal dan panjang, sedangkan untuk betina bulu
bagian paha panjang. Bobot kambing PE betina ± 35 kg dan jantan ± 40 kg, tinggi
pundaknya 76-100 cm.
Memelihara kambing etawa
pada dasarnya hanya terdiri dari tiga hal yaitu Perkandangan,
Pengadaan,Pakan dan
Pelaksanaan. Jika kita dapat melakukan ketiga hal tersebut dengan baik, maka
segalanya akan baik - baik saja. Namun tidaklah mudah, terutama dalam
pelaksanaan. Biasanya tetap ada kendala berupa apapun. Kambing PE telah
beradaptasi dengan baik terhadap kondisi dan habitat Indonesia (Mulyono, 2003).
Kambing Peranakan Etawa
adalah ternak dwi guna, yaitu sebagai penghasil susu dan sebagai penghasil
daging (Williamson dan Payne, 1993). Kambing PE adalah bangsa
kambing yang paling populer dan dipelihara secara luas di India dan
Asia Tenggara. Ciri-ciri kambing PE adalah warna bulu belang
hitam putih atau merah dan coklat putih, hidung melengkung, rahang bawah lebih
menonjol, baik jantan maupun betina memiliki tanduk, telinga panjang terkulai, memiliki kaki dan bulu
yang panjang. Kambing PE telah beradaptasi dengan
baik terhadap kondisi dan habitat Indonesia (Mulyono, 2003).
Menurut Williamson dan
Payne (1993), sistem pemeliharaan secara ekstensif umumnya dilakukan di daerah
yang padang pengembalaannya luas, kondisi iklim yang menguntungkan,
dan untuk daya tampung kira-kira tiga sampai dua belas ekor kambing per hektar.
Sistem pemeliharaan secara ekstensif, induk yang sedang bunting dan anak-anak
kambing yang belum disapih harus diberi persediaan pakan yang memadai (Devendra
dan Burns, 1994). Rata-rata pertambahan bobot badan kambing yang dipelihara
secara ekstensif dapat mencapai 20-30 gram per hari (Mulyono 2003).
Sistem pemeliharaan secara intensif memerlukan pengandangan terus
menerus atau tanpa pengembalaan dan lebih terkontrol (Williamson dan Payne
1993). Kambing jantan dan betina dipisahkan begitu juga betina muda dari umur
tiga bulan sampai cukup umur untuk dikembang biakkan. Kambing pejantan harus
dipisahkan dengan yang betina (Devendra dan Burns, 1994). Pertambahan bobot
badan pada sistem pemeliharaan intensif ini bisa mencapai 100-150 gram per hari
dengan rata-rata 120 gram perhari (Sarwono, 1999).
Sistem pemelihraan semi intensif merupakan gabungan dari ekstensif
dan intensif yaitu dengan pengembalaan terkontrol dan pemberian konsentrat
tambahan.
1.2. Tujuan dan Keguaan Praktikum
1.2.1.Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan praktikum
ini adalah sebagai
berikut:
1.
Untuk mengetahui bagaimana manajemen pembersihan
kandang kambing perah dengan baik.
1.2.2. Kegunaan
Praktikum
1. Mahasiswa dapat memahami proses pembersihan
kandang kambing perah dengan baik dan benar.
BAB
II
MATERI
DAN METODE
2.1.
Waktu dan Tempat Praktikum
Adapun praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 25 Desember 2016, pukul
08:00 – 02:30 WIB di Peternakan Gopala Gunung Pengsong Lombok Barat.
2.2.
Alat dan Bahan Praktikum
2.2.1.
Alat
·
Sapu lidi
·
Bak plastik
·
Karung
·
Sekop
2.2.2.
Bahan
·
Kandang
2.3.
Metode Praktikum
Adapun metode praktikum adalah sebagai
berikut:
1.
Memisahkan ranting -
ranting sisa pakan yang tidak terpakai dengan kotoran kambing terlebih dahulu.
2.
Memisahkan daun – daun yang
dapat dijadikan sebagai kompos dengan kotoran kambing.
3.
Membersihkan lantai kandang
dengan menggunakan sapu lidi.
4.
Mengambil kotoran kambing
kemudian memasukkan ke dalam karung.
BAB
III
HASIL
DAN PEMBASAN
3.1.
Hasil Praktikum
1. Sebelum pembersihan
2. Setelah dibersikan
3. Setelah dibersihkan
3.2.
Pembahasan
Kandang merupakan salah satu unsur tata laksana yang harus
mendapatkan perhatian yang cukup. Kandang yang baik akan memberikan dampak yang
positif baik bagi ternak
itu sendiri maupun bagi peternak. Perkembangan ternak akan optimal karena
mempunyai tempat tinggal yang nyaman dan bersih. Pada akhirnya ternak
bisa terhindar dari penyakit karena sanitasi kandang yang baik.
Kandang kambing juga memegang peran penting dalam keberhasilan beternak
kambing, kandang kambing yang ideal akan memberikan dampak yang baik pada
kesehatan kambing. Kandang kambing harus dibut benar – benar bagus agar mampu
menunjang keberhasilan beternak kambing.
Adapun fungsi dari kandang kandang
adalah:
1. Kandang harus dapat
melindungi kambing dari hewan-hewan pemangsa maupun hewan penganggu.
2. Kandang harus dapat
mempermudah kambing dalam melakukan aktifitas keseharian kambing seperti makan,
minum, tidur, kencing, atau buang kotoran.
3. Kandang dapat mempermudah peternak dalam melakukan
pengawasan dan menjaga kesehatan ternak.
Faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan kandang adalah
suhu, cahaya, ventilasi dan kelembaban. Artinya kandang cukup mendapat cahaya
matahari, mempunyai ventilasi yang baik dan mendapatkan udara segar
akan memberikan suasana yang nyaman bagi ternak. Selain itu penempatan kandang cukup
jauh dari rumah penduduk, sehingga kontaminasi dengan kandang semakin kecil.
Model kandang kambing yang mampu menjaga
kebersihan kandang adalah model kandang panggung, kandang panggung mendukung kebersihan
kandang karena kotoran dan air seni kambing dapat lansung turun sehingga tidak
mengotori atau menggenang di area kambing beraktivita.
Sanitasi kandang ternak kambing merupakan
usaha dalam rangka membebaskan kandang dari bibit-biit penyakut maupun parasit
lainnya. Karena semaki bersih kandang maka kenyamanan kambing juga akan semakin
tinggi.
Dalam praktikum manajemen ternak perah kali
ini kami melakukan manajemen pembersihan kandang. Kebersihan ini dilakukan dilingkungan
kandang, kandang, tempat pakan dan air minum, kegiatan ini
dilakukan dengan cara mengumpulkan sisa pakan yang ada dalam tempat pakan dan
lingkungan kandang. Dalam melakukan pembersihan kandang ada tiga tahap yang
kami lakukan yaitu pertama memisahkan ranting-ranting, kemudian memisahkan
daun-daun sisa pakan dan yang terakhir membersihkan kotoran kambing kemudian dimasukkan
ke dalam karung.
Dalam pembersihan kandang tidak dilakukan sekaligus karena bertujuan untuk
memisahkan bahan-bahan yang tidak dapat digunakan lagi seperti ranting-rantin
sisa pakan, sedangkan daun-daun dan feses masih dapat digunakan kembali sebagai
kompos ataupun pupuk.
BAB
IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu
dalam melakukan pembersihan kandang perlu diperhatikan tahap-tahap dalam
pembersihan kandang. Seperti memisahkan ranting sisa pakan terlebih dahulu,
kemudian daun- daun dan yang terakhir baru mengumpulkan fesesnya.
4.2.
Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan yaitu
kebersihan kandang harus selalu diperhatikan, supaya lingkungan kandang tetap bersih
dan kondusif bagi ternak yang dipelihara, serta menghindari timbulnya berbagai
penyakit yang dapat merugikan peternak itu sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.2009.KambingEtawah.Erlangga.http://www.infoternak.com/kambing acang. (Diakses
28, Desember 2016)
Mulyono, S. 2003. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba. Cetakan Ke
-V. Penerbit PT Penebar Swadaya, Jakarta.
Mulyono, S dan B. Sarwono. 2005. Penggemukan Kambing Potong.
Cetakan kedua. Penebar Swadaya, Jakarta.
Murtidjo, B.A. 2001. Memelihara Kambing sebagai Ternak Potong dan
Perah. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Sarwono, B. 2005. Beternak Kambing Unggul. Cetakan Ke – VIII.
Penerbit PT Penebar Swadaya, Jakarta.
Setiawan, T dan A. Tanius. 2003. Beternak Kambing Perah Peranakan
Etawa. Penebar Swadaya, Jakarta.
Bisa minta filenya kak
ReplyDelete