102732477932904 Dunia peternakan budiono budhet: Laporan Praktikum Manajemen Pemerahan Kambing

Thursday 5 January 2017

Laporan Praktikum Manajemen Pemerahan Kambing

BAB I
PENDAHULUAN


1.1.   Latar Belakang
Kambing perah sudah tidak terasa asing bagi sebagian masyarakat Indonesi, termasuk masyarakat Nusa Tenggara Barat. Namun kenyataannya, khasiat susu kambing ini telah disadari oleh sebagian masyarakat Indonesia berkhasiat dan dapat menyembuhkan beberapa penyakit seperti ashma, alergi, gangguan pencernaan, mencegah kanker, berfungsi untuk bahan kosmetik dan meningkatkan pertumbuhan tulang bagi anak-anak balita (Asih, 2004). Susu kambing ini masih sangat eksklusif karena ketersediaannya masih sangat terbatas, sehingga harganya menjadi relative lebih tinggi dibandingkan dengan susu sapi. Di Indonesia susu kambing dikonsumsi sebagai obat alternatif, bukan sebagai pelengkap gizi. Umumnya, orang mengonsumsi susu ini untuk membantu penyembuhan penyakit asma, tuberkolosis (TBC), mencegah penuaan dini dan mencegah osteoporosis. Pada masa laktasi kambing PE mampu menghasilkan 0,8 - 2,5 liter susu perhari, dengan harga jual antara Rp15.000 - 20.000 per liter. Sebagai gambaran jika seorang peternak memelihara 7-10 ekor, diperkirakan  yanglaktasi 5 ekor dan rata-rata menghasilkan 1 liter per hari, maka penghasilanpeternak tersebut setiap hari adalah sekitar 5 liter susu dengan hargarata-rata Rp. 15.000 perliter, maka pendapatan peternak tersebut adalah sekitar Rp.75.000/hari (Zainal Mutakim, 2013).
Hal ini memberikan peluang bisnis yang sangat menarik bagi masyarakat Indonesia untuk beternak kambing perah, terutama Kambing Peranakan Etawah (PE) yang telah cukup lama beradaptasi dengan iklim Indonesia, dan sudah mulai disenangi oleh sebagian masyarakat NTB.
Pada dasarnya kambing PE ini merupakan ternak dwi guna. Artinya, kambing PE dipelihara dengan dua tujuan, yaitu menghasilkan susu dan daging. Kambing PE memiliki kemampuan memproduksi susu antara 1,0 – 3,0 liter perhari. Dengan kemampuan produksi susu tersebut maka kambing PE cukup berpotensi untuk dikembangkan sebagai ternak penghasil susu atau sebagai ternak perah (Setiawan, 2003). Permasalahan yang dihadapi peternak sekarang ini adalah bagaimana teknik pemeliharaan yang baik dan benar agar produksi susunya sesuai dengan harapan belum dipahami. Menurut Asih (2004), system pemeliharaan kambing perah berbeda pada setiap status physiologi yang berbeda seperti: anak pra-sapih, anak setelah sapih, anak sedang tumbuh, kambing dara, bunting dan laktasi. Kambing yang sedang laktasi sangat peka dengan lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang tidak sesuai dengan kebutuhan kambing laktasi dapat menurunkan produksi susu, dan akan berpengaruh terhadap produksi susu dan berpengaruh pula pada pertumbuhan anak pra-sapih. Berdasarkan hal tersebut, dipandang perlu untuk melakukan praktek mengenai “penanganan induk kambing PE yang sedang laktasi di peternakan kambing Gopala, yang sedang memelihara relative cukup banyak kambing PE.

1.2. Tujuan dan Kegunaan Praktikum
1.2.1.Tujuan Praktikum
                 Adapun tujuan praktikum ini adalah :
1.      Untuk mengetahui bagaimana proses pemerahan dengan baik dan benar.

1.2.2.Kegunaan Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengetahui manajemen cara – cara pemerahan dengan baik.





BAB II
MATERI DAN METODE


2.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Adapun praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 25 Desember 2016, pukul 08:00 – 02:30 WIB di Peternakan Gopala Gunung Pengsong Lombok Barat.

2.2. Alat dan Bahan Praktikum
2.2.1. Alat
1. Botol

2.2.2. Bahan
1. Kambing PE

2.3. Metode Praktikum
     Adapun metode praktikum ini adalah sebai berikut:
1.      Menyiapkan kambing yang akan diperah dan menenangkannya.
2.      Membersihkan ambing agar tidak terkontaminasi dengan kotoran.
3.      Melakukan pemerahan dengan menggunakan dua jari atau semua jari.











BAB III
HASIL DAN PEMBASAN


3.1. Hasil Praktikum
1.Pemerahan



3.2.  Pembahasan
Proses memerah kambing dimulai ketika kambing betina melahirkan anaknya. Pada masa kira-kira 4-7 hari dari masa melahirkan tersebut induk kambing akan menghasilkan kolostrum yang sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup dan kesehatan dari cempe atau anak kambing. Meskipun harga Kolostrum ini jika dijual akan sangat tinggi, usahakan beri kolostrum ini kepada anak kambing atau cempe seoptimal mungkin agar kesehatan nya terjamin. Kolostrum adalah cairan kental kekuningan yang mengandung nutrisi-nutrisi utama dan zat antibodi  yang sangat dibutuhkan dalam perkembangan tubuh anak kambing. Memerah susu dalam jangka 2x sehari memastikan susu yang diproduksi oleh kambing akan bisa diambil secara optimal dan juga memastikan jumlah susu yang ada dalam ambing tidak terlalu penuh. Interval dari setiap pemerahan kira-kira  12 jam.
Agar didapat hasil yang baik, antara kesehatan anak kambing atau cempe dengan jumlah susu yang dapat kita ambil untuk dijual, ketika umurnya sudah cukup, kira-kira pada umur 14 hari, pisahkan anak kambing ketika malam hari dengan induknya, dengan cara ini susu kambingd ari induknya 50% bisa untuk anaknya dan yang 50% bisa kita ambil.
Namun jika yang anda perah bukan merupakan kambing yang memang ditujukan untuk diperah memang hasil susunya akan sangat sedikit. Kambing peranakan ettawa jika diperah jumlah susu yang dihasilkan 400cc-800cc waktu laktasinya pun tak panjang. Berbeda dengan jenis kambing Saanen yang memang merupakan jenis kambing perah, produksi susu bisa mencapai 2 4 liter/harinya dan waktu laktasinya hampir sepanjang tahun.
Adapun persiapan dalam melakukan pemerahan meliputi membersihka  kambing perah, menyiapkan alat-alat pemerahan dan pembersihan kandang. Pembersihan kandang dilakukan dengan penyiraman lantai kandang, membuang kotoran dengan menyemprotkan air sehingga lantai kandang menjadi bersih. Pembersihan kandang adalah salah satu langkah yang dilakukan untuk menjaga kualitas susu. Hal ini sesuai dengan pendapat Soedono dan Sutardi (2003) yang menyatakan bahwa pembersihan kandang bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang dapat menyebabkan terkontaminasinya susu oleh bakteri, akan mempengaruhi susu dimana kotoran tersebut dapat menimbulkan bau yang bisa terserap oleh susu. Sebelum pemerahan dimulai kandang kambing harus bebas dari kotoran, hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas susu bahwa daerah di sekitar pemerahan harus bersih dan bebas dari bau sebelum kambing tersebut diperah. Membersihkan kambing dilakukan satu kali sehari karena kambing harus selalu bersih setiap kali akan diperah.
Pemerahan dilakukan dengan menggunakan tangan dan mesin. Pemerahan dengan tangan dilakukan dengan metode strippen. Hal ini sesuai dengan pendapat Sindoredjo (1960) yang menyatakan bahwa pemerahan dengan tangan dapat dilakukan dengan 3 cara pemerahan yaitu Whole hand, Strippen dan Knivelen. Pada praktikum kali ini kami melakukan pemerahan dengan menggunakan tangan.Pemerahan dapat dilakukan dengan dua jari ataupun dengan semua jari.



BAB IV
PENUTUP


4.1. Kesimpulan
Pemerahan dilakukan dengan menggunakan tangan dan mesin. Pemerahan dengan tangan dilakukan dengan metode strippen. Hal ini sesuai dengan pendapat Sindoredjo (1960) yang menyatakan bahwa pemerahan dengan tangan dapat dilakukan dengan 3 cara pemerahan yaitu  Whole hand, Strippen dan Knivelen. Pada praktikum kali ini kami melakukan pemerahan dengan menggunakan tangan. Pemerahan dapat dilakukan dengan dua jari ataupun dengan semua jari.


4.2. Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan yaitu mahasiswa harus serius dalam melakun praktik agar dapat memperoleh ilmu yang banayak.



DAFTAR PUSTAKA



Murtidjo, B.A. 2001. Memelihara Kambing sebagai Ternak Potong dan Perah. Kanisius, Yogyakarta.

Sarwono, B. 2005. Beternak Kambing Unggul. Cetakan Ke – VIII. Penerbit PT Penebar Swadaya, Jakarta.

Setiawan, T dan A. Tanius. 2003. Beternak Kambing Perah Peranakan Etawa. Penebar Swadaya, Jakarta.

Siregar, S. B. 1994. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sodiq, A. 2002.Kambing Peranakan Etawa Penghasil Susu Berkhasiat Obat. Cetakan Pertama. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Sugeng, Y.B. 1992. Beternak Sapi Potong. CV Panebar Swadaya, Jakarta.

Sarwono,B. 2012. Beternak Kambing Unggul. Jakarta: Penebar Swadaya.










No comments:

Post a Comment