102732477932904 Dunia peternakan budiono budhet: MAKALAH IN SACCO

Wednesday 4 January 2017

MAKALAH IN SACCO

MAKALAH
IN SACCO






OLEH :
                                                   NAMA   :  BUDIONO
                                                   NIM       : B1D014049
                                                   KELAS  : 3A1






FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS MATARAM

KATA PENGANTAR
                                                                                                              
Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulisan Makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Sholawat berserta salam tak luput dihaturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan paa penulis khususnya, dan penulis menyampaikan terima kasih.






                                                                                                Penulis


Mataram,    November 2015







DAFTAR ISI



Halaman judul ...........................................................................................     i
Kata Pengantar .........................................................................................     1
Daftar Isi ..................................................................................................      2
BAB I :           PENDAHULUAN ...........................................................     3
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................      3
1.2 Tujuan ...............................................................................................       3
BAB II :          Tinjauan Pustaka .............................................................       4
BAB III :        Pembahasan .....................................................................      5
BAB IV :        Kesimpulan ......................................................................      6
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................      7







BAB I
PENDAHULUAN

1 . Latar Belakang
Hijauan memegang peranan penting pada produksi ternak ruminansia, karena pakan yang dikonsumsi oleh sapi, kerbau, kambing, dan domba sebagian besar dalam bentuk hijauan, tetapi ketersediaannya baik kualitas, kuantitas, maupun kontinyuitasnya masih sangat terbatas. Petani pada umumnya memberikan pakan pada ternak tidak ditentukan jumlahnya, sehingga masih kurang atau terlalu banyak sisa terbuang. Oleh karena itu diperlukan suatu cara untuk mengoptimalkan penggunaan pakan yang diberikan pada ternak tersebut. Optimalisasi dan efesiensi tersebut dapat dilakukan apabila diketahui besarnya kandungan nutrient, konsumsi, dan kecernaan bahan pakan tersebut.
Tipe evaluasi pakan pada prisipnya ada 3 yaitu metode In vitro, Insacco, In vivo. Metode in sacco merupakan metode pendugaan kecernaan untuk evaluasi bahan paka yang dapat didegradasi di dalam rumen. Metode ini cukup sederhana dan memiliki beberapa keunggulan yaitu, dapat mengevaluasi bahan pakan lebih dari satu dalam waktu yang bersamaan serta dapat mempertahankan pH rumen dan populasi mikroba dibanding in vitro.
 Oleh karena itu untuk mengetahui nilai manfaat suatu pakan perlu dilakukan percobaan kecernaan pakan pada ternak, karena dari hasil analisis kimia terhadap suatu pakan hanya menggambarkan nilai zat-zat makanannya tanpa nilai manfaatnya. Kecemaan in sacco merupakan pengukuran kecemaan pakan dengan memasukkan bahan pakan dalam kantong nilon ke dalam alat pencernaan ruminansia (Chruch dan Pond, 1998).

1.2  Tujuan
1.      Mengetahui pengukuran daya cerna secara in vivo dengan menggunakan hewan percobaan.
2.      Mengetahui selisih antara jumlah pakan yang dikonsumsi dengan jumlah feses dan persentase pakan tercerna dengan pakan yang dikonsumsi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pakan ternak merupakan komponen biaya produksi terbesar dalam suatu usaha peternakan. Oleh karena itu pengetahuan tentang pakan dan pemberiannya perlu mendapat perhatian yang serius. Ransum yang diberikan kepada ternak harus diformulasikan dengan baik dan semua bahan pakan yang dipergunakan dalam menyusun ransum harus mendukung produksi yang optimal dan efisien sehingga usaha yang dilakukan dapat menjadi lebih ekonomis.Hal-hal yang berkaitan dengan pemberian pakan ternak  adalah kebutuhan nutrisi ternak, komposisi nutrisi bahan pakan penyusun ransum dan bagaimana beberapa bahan dapat dikombinasikan (penyusunan ransum standar) untuk mencukupi kebutuhan ternak (Subandriyo et al. 2000).
Pencernaan pada ternak ruminansia merupakan proses yang kompleks, melibatkan interaksi yang dinamis antara makanan, mikroba dan hewan. Pencernaan merupakan proses yang multi tahap. Proses pencernaan pada ternak ruminansia terjadi secara mekanis di mulut, fermentatif oleh mikroba di rumen, dan hidrolitis oleh enzim pencernaan di abomasum dan duodenum hewan induk semang. Sistem fermentasi dalam perut ruminansia terjadi pada sepertiga dari alat pencernaannya. Hal tersebut memberikan keuntungan yaitu produk fermentasi dapat disajikan ke usus dalam bentuk yang lebih mudah diserap. Namun ada pula kerugiannya, yakni banyak energi yang terbuang sebagai CH4 (6-8%) dan sebagai panas fermentasi (4-6%), protein bernilai hayati tinggi mengalami degradasi menjadi NH3, dan mudah menderita ketosis (Sutardi 2006).
Metode in sacco merupakan metode pendugaan kecernaan untuk evaluasi bahan pakan yang dapat didegradasi di dalam rumen. Metode ini cukup sederhana dan memiliki beberapa keunggulan yaitu: dapat mengevaluasi bahan pakan lebih dari satu dalam waktu yang bersamaan serta dapat mempertahankan pH rumen dan populasi mikrobia dibanding in vitro. Pakan yang diuji diinkubasikan secara langsung pada lingkungan rumen (Soejono,1990)


BAB III
PEMBAHASAN

Metode in sacco merupakan metode untuk evaluasi kecernaan bahan paka yang dapat didegradasi di dalam rumen dengan menggunakan kantong nilon. Kecermaan secara in sacco dengan menggunakan metode kantong nilon adalah suatu metode yang sederhana untuk mendapatkan informasi dasar tentang nilai nutrisi pakan (kecernaan), dengan cara menempatkan kantong nilon berisi sampel pakan di dalam rumen selama waktu tertentu. Pori-pori kantong nilon berkisar antara 20- 50mm yang ditempatkan dalam rumen termak ruminansia meialui canula, diameter canula fistula berkisar 10 – 15 cm dan diameter lubang 5 – 7 cm, berat sampel yang di masukkan kedalam kantong nilon berkisar 2,5 – 5 gram bahan kering (Preston dan Leng, 1986).
Metode in sacco memiliki manfaat untuk mengetahui tingkat degradasi pakan dengan menempatkannya dalam kantong nilon dan diinkubasi dalam rumen melalui canula vistula rumen. Kelebihan dari metode in sacco yaitu tidak memerlukan jumlah bahan sampel yang banyak, tidak memerlukan banyak tenaga, dapat diperoleh hasil analisis dalam waktu singkat dan nilai degradabilitas berhubungan erat dengan in vivo, walaupun kurang cocok untuk dipakai secara rutin. Kekurangan dari metode in sacco yaitu memerlukan ternak berfistula rumen dan secara teknis bermasalah dalam penerapannya seperti putusnya tali penggantung kantong nilon. Selain itu kadangkala  terbukanya tutup canula fistula sehingga cairan rumen keluar yang menyebabkan keadaan rumen airob sehingga mikrobia yang menempel pada pakan tidak bekerja sesuai yang diinginkan, sehingga berakibat tinggi kadar protein residu pakan yang diuji.
Orskov (1982) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecemaan in sacco antara lain lama inkubasi, ukuran sampel dan saat pencucian. Masa inkubasi pakan di dalam rumen meialui percobaan kecemaan in sacco adalah 12-36 jam untuk konsentrat, 24-60 jam untuk hijauan bemilai nutrisi baik dan 48-72 jam untuk hijauan berserat kasar tinggi, sehingga dengan mengetahui jumlah pakan yang hilang dari kantong nilon, maka dapat diketahui koefesien kecemaan dan laju degradasi.

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Metode in sacco merupakan metode pendugaan kecernaan untuk evaluasi bahan paka yang dapat didegradasi di dalam rumen. Kecemaan secara in sacco dengan menggunakan metode kantong nilon adalah suatu metode yang sederhana untuk mendapatkan informasi dasar tentang nilai nutrisi pakan (kecernaan), dengan cara menempatkan kantong nilon berisi sampel pakan di dalam rumen selama waktu tertentu.  Kelebihan dari metode in sacco yaitu tidak memerlukan jumlah bahan sampel yang banyak, tidak memerlukan banyak tenaga, dapat diperoleh hasil analisis dalam waktu singkat. Kekurangan dari metode in sacco yaitu memerlukan ternak berfistula rumen dan secara teknis bermasalah dalam penerapannya seperti putusnya tali penggantung kantong nilon. Selain itu kadangkala  terbukanya tutup canula fistula sehingga cairan rumen keluar yang menyebabkan keadaan rumen airob sehingga mikrobia yang menempel pada pakan tidak bekerja sesuai yang diinginkan, sehingga berakibat tinggi kadar protein residu pakan yang diuji.




DAFTAR PUSTAKA


Anggorodi. 2004. Pencernaan Mikrobia Pada Ruminansia (terjemahan).
Cetakan pertama. Gadjah Mada University press. Yogyakarta. http://
www.fapet-ugm.ac.id/files/pdf Diakses 2 Januari 2012
Subandriyo et al. 2000. Pendugaan kualitas bahan pakan  untuk  teroak  ruminansia.  Fakultas Peternakan  Institut Pertanian Bogor. http :// www.fapet-ipb.ac.id/files/edu Diakses 2 januari 2012
Sodiq & Abidin. 2002. Pengaruh Umur Pemotongan Spesies Rumput terhadap Produksi Komposisi Kimia Kecernaan In Vitro dan In Sacco. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. http:// www.fapet-ugm.ac.id/files/pdf Diakses 2 Januari 2012

No comments:

Post a Comment