102732477932904 Dunia peternakan budiono budhet: Laporan Praktikum Manajemen Pakan Kambing Perah

Thursday 5 January 2017

Laporan Praktikum Manajemen Pakan Kambing Perah

BAB I
PENDAHULUAN


1.1.  Latar Belakang
Dalam usaha budidaya ternak kambing yang dikelola secara intensif maupun semi intensif, pakan merupakan salah satu komponen input yang sangat menentukan keberhasilan usaha secara finansial. Manajemen pemberian pakan membutuhkan strategi dan analisa lebih lanjut untuk mencapai tujuan dari usaha ternak kambing. Kambing memiliki kelebihan dalam kemampuan memanfaatkan bahan pakan berserat tinggi ini dimungkinkan oleh proses fermentasi secara anaerobik yang diperankan oleh mikroba yang berkembang didalam lambung. Sehingga sangat mungkin dilakukan manipulasi pakan dengan catatan produksi tetap baik.
Tanaman pakan ternak (hijauan pakan) dan hasil sisa tanaman maupun limbah pertanian dan industri agro menjadi pilihan  utama dalam mengembangkan sistem pakan pada usaha ternak kambing (pakan dasar). Pakan dasar atau pakan pokok memiliki arti bahwa secara kuantitatif bahan tersebut dialokasikan dan dikonsumsi oleh ternak dalam jumlah paling banyak dibandingkan bahan pakan lain. Namun demikian, untuk mendukung produktivitas yang tinggi menurut kapasitas genetiknya, maka suplai nutrisi dari pakan dasar sering tidak mencukupi, baik dalam jumlah asupannya maupun dalam keseimbangan antar berbagai zat gizinya (Sosroamidjojo, 1985). Oleh karena itu, manajemen pemberian pakan hijauan perlu diperhatikan baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Pemberian pakan konsentrat ataupun suplemen yang menggunakan bahan baku dengan kandungan nutrisi (protein, energi, mineral) yang tinggi sebaiknya digunakan untuk mengatasai kekurangan nutrisi pada pakan dasar. Oleh karena konsentrasi nutrisinya relatif tinggi, maka biaya penggunaan pakan konsentrat juga relatif lebih tinggi dibandingkan dengan pakan dasar per unit pakan. Dengan demikian penggunaan pakan konsentrat haruslah seefisien mungkin (Hartadi et al., 1980).
Efisiensi penggunaan pakan yang tinggi dapat dicapai dengan pengelolaan pakan yang tepat, antara lain pengelolaan alokasi jumlah pakan optimal, formulasi konsentrat yang efisien, pemilihan bahan baku yang seimbang secara nutrisi dan layak secara ekonomis serta penentuan waktu dan frekuensi pemberian pakan yang strategis. Kontribusi penggunaan pakan secara efisien sangat besar terhadap efisiensi ekonomi usaha produksi secara keseluruhan. Oleh karena itu manajemen pemberian pakan meliputi waktu pemberian, frekuensi pemberian dan tahap persiapan sebelum pembersihan pakan harus dilakukan dengan baik.

1.2. Tujuan dan Kegunaan Praktikum
1.2.1. Tujuan Praktikum
1.      Untuk mengetahui berapa jumlah pakan yang diberikan berdasarkan berat badan kambing.
2.      Untuk mengetahui jumlah konsumsi pakan yang diberikan selama 24 jam pada ternak kambing.

1.2.2. Kegunaan Praktikum
1.      Mahasiswa dapat mengetahui jumlah pakan yang diberikan berdasarkan berat badan kambing.
2.      Mahasiswa dapat mengetahui jumlah pakan yang dikonsumsi pada ternak kambing.






BAB II
MATERI DAN METODE


2.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Adapun praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 25 Desember 2016, pukul 08:00 – 02:30 WIB di Peternakan Gopala Gunung Pengsong Lombok Barat.

2.2. Alat dan Bahan Praktikum
2.2.1. Alat
·         Timbangan Analitik
·         Timbangan Gantung ( Dacing)
·         Ember
·         Bak karet

2.2.2. Bahan
·         Rumput lapangan
·         Dedak padi
·         Rontokan gorengan
·         Urea
·         Mineral
·         Air

2.3. Metode Praktikum
     Adapun metode praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Menimbang tenak kambing terlebih dahulu untuk mengetahui bobot badan.
2.      Menimbang rumput lapangan sebanyak 10% dari bobot badan.
3.      Menimbang dedak padi dan rontokan gorengan 47,5%  atau sebanyak 475 gram.
4.      Menimbang urea 3% atau sebanyak 30 gram
5.      dan mineral 2% atau  sebanyak 20 gram.
6.      Menghaluskan urea terlebih dahulu sebelum mencampurkannya
7.      Mencampurkan empat bahan tersebut kemudian diaduk samapai merata dan diberikan kepada ternak sebanyak 2% dari bobot badan.
8.      Menimbang kembali sisa pakan yang tidak dimakan oleh ternak.




BAB III
HASIL DAN PEMBASAN


3.1. Hasil Praktikum
Tabel 1. Bahan Penyusun Konsentrat
No
Bahan Pakan
Pemberian dari BB (%)
Bobot Badan (Kg)
Konsumsi Berat Segar (Kg)
1
Rumput Lapangan
10
31
3,1
2
Konsentrat
2
31
0,62

Tabel 2. Pemberian Pakan Kambing Perah
No
Bahan Konsentrat
Persentase Pemberian (%)
Jumlah Pemberian (g)
1
Dedak Padi
47,5
475
2
Limbah Gorengan
47,5
475
3
Urea
3
30
4
Mineral
2
20

Table 3. Jumlah Konsumsi Ternak Kambing dengan BB (31)
No
Bahan Pakan
Pemberian Pakan (kg)
Sisa Pakan (kg)
Konsumsi Pakan (kg)
Konsumsi BK (%)
1
Rumput Lapangan
3,1
0,395
0,705
0,247
2
Konsentrat
0,62
0,140
0,480
0,430
3
Total
3.73
0,535
1,185
2,161

3.2. Pembahasan
Pakan adalah suatu bahan yang dikonsumsi ternak yang didalamnya mengandung energi dan zat-zat gizi (keduanya). Pakan adalah bahan yang dimakan dan dicerna oleh seekor hewan yang mampu menyajikan unsur hara atau nutrien yang penting untuk perawatan tubuh, pertumbuhan, penggemukan, reproduksi dan produksi (Hartadi et al.,1986).
Pemberian pakan hijauan diberikan sesuai kebutuhan ternak yaitu 23% bahan kering dari bobot hidup (Sianipar, 2006). Hijauan merupakan bahan pakan berserat kasar yang dapat berasal dari rumput dan dedaunan. Kebutuhan hijauan untuk kambing sekitar 70 % dari total pakan (Setiawan dan Arsa, 2005). Pemberian pakan hijauan diberikan 10% dari bobot badan (Sugeng, 1992).
Menurut Hartadi et al,(1997) pakan ruminansia pada umumnya terdiri atas hijauan dan konsentrat. Hijauan adalah bagian material dari tanaman terutama rumput dan legume (kacang-kacangan) yang mengandung SK 18% atau lebih dalam bahan kering yang dapat digunakan sebagai makanan ternak.
Murtidjo (1993) menambahkan bahwa konsentrat untuk kambing umumnya disebut sebagai pakan penguat atau bahan baku pakan yang memiliki kandungan serat kasar kurang dari 18% dan mudah dicerna. Pakan penguat adalah bahan pakan yang mengandung serat kasar kurang dari 18%, banyak mengandung bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) dan sangat mudah dicerna. Termasuk dalam kelompok ini adalah golongan biji-bijian dan hasil sisa penggilingan (Kuswandi et al. 2000). Berdasarkan kandungan proteinnya, pakan penguat dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu pakan penguat sumber energi dan pakan penguat sumber protein (Marjuki, 2008).
Ramadhan (2013) berpendapat pakan penguat dapat dibedakan menurut kandungan proteinnya yaitu pakan penguat sumber protein dengan kandungan protein kasar 20% atau lebih, serat kasar kurang dari 18%, dinding sel kurang dari 35% dan pakan penguat sumber energi yaitu pakan dengan kandungan protein kasar kurang dari 20%, serat kurang dari 18% serta dinding sel kurang dari 35%. Penambahan pakan penguat ke dalam pakan basal hijauan pada ruminansia dapat meningkatkan konsumsi pakan sehingga secara kualitas maupun kuantitas akan mampu memenuhi kebutuhan ternak akan nutrien yang diperlukan. Penambahan pakan penguat juga menjamin ketersediaan energi maupun nutrien bagi kehidupan mikrobia rumen. Selain itu pemberian air minum kambing juga harus diperhatikan dengan baik.
Pada praktikum kali ini kami memberikan pakan pada ternak kambing sebanyak 10% bahan segar dan 3% bahan kering bari bobot badan, sedangkan untuk pemberian konsentran diberikan sebanyak 2% dari bobot badan. Adapun pakan hijauan yang kami berikan pada ternak kambing yaitu rumput lapangan sebanyak 3,1 kg, sedangkan untuk konsentratnya yaitu sebanyak 0,62 kg selama 24 jam. Berdasarkan jumlah pakan yang diberikan maka dapat dihitung jumlah kosumsi dari ternak kambing itu sendiri yaitu dengan cara jumlah pakan yang diberikan dikurangi dengan jumlah pakan yang tidak dimakan atau pakan sisa. Untuk konsumsi rumput lapangan dalam bentuk segar sebanyak 0,705 kg dan konsentrat sebanyak 0,480 kg. Sedangkan untuk konsumsi dalam bentuk bahan keringnya yaitu 2,161 kg. Ini menunjukkan bahwa konsumsi pakan pada ternak kambing tersebut masih dalam keadaan normal karena tidak kurang dari 2 -3% dari bobot badan menurut Sianipar (2006).




  

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini maka jumlah pakan yang diberikan dapat dihitung jumlah kosumsi dari ternak kambing itu sendiri yaitu dengan cara jumlah pakan yang diberikan dikurangi dengan jumlah pakan yang tidak dimakan. Untuk konsumsi rumput lapangan dalam bentuk segar sebanyak 0,705 kg dan konsentrat sebanyak 0,480 kg. Sedangkan untuk konsumsi dalam bentuk bahan keringnya yaitu 2,161 kg.


4.2. Saran
            Adapun saran yang dapat saya sampaikan yaitu maha siswa haru benar benar teliti dalam melakukan penimbangan pakan, karena jika salah makan perhitungannya juga salah.




DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2015. http://dodymisa.blogspot.com/2015/06/manajemen-pakan-ternak- kambing.html#ixzz4UlfavxFJ.( Diakses 03, Januari 2017).
Budiharjo, Marzuki dan Rianto. 2009. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Peternak dalam Pengambilan Keputusan Manajemen Usaha Ternak Kambing di Kota Smarang, (Skripsi), Fakultas Peternakan Universitas diponegoro, Semarang.
Chuzaemi, S. dan Hartutik. 1988. Ilmu Makanan Ternak Khusus Ruminansia. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.
Setiawan, T. dan Arsa, T. 2005. Beternak Kambing Perah Peranakan Ettawa. Penebar Swadaya. Jakarta.




















1 comment:

  1. Artikel bagus, Pernahkah Anda mendengar LFDS (Le_Meridian Funding Service, Email: lfdsloans@outlook.com --WhatsApp Contact: +1-9893943740--lfdsloans@lemeridianfds.com) adalah ketika layanan pendanaan AS / Inggris mereka memberi saya pinjaman $ 95.000,00 untuk memulai bisnis saya dan saya telah membayar mereka setiap tahun selama dua tahun sekarang dan saya masih memiliki 2 tahun lagi walaupun saya senang bekerja dengan mereka karena mereka adalah Pemberi Pinjaman asli yang dapat memberi Anda segala jenis pinjaman.

    ReplyDelete