BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Dalam usaha budidaya ternak kambing yang dikelola secara intensif
maupun semi intensif, pakan merupakan salah satu komponen input yang sangat
menentukan keberhasilan usaha secara finansial. Manajemen pemberian pakan
membutuhkan strategi dan analisa lebih lanjut untuk mencapai tujuan dari usaha
ternak kambing. Kambing memiliki kelebihan dalam kemampuan memanfaatkan bahan
pakan berserat tinggi ini dimungkinkan oleh proses fermentasi secara anaerobik
yang diperankan oleh mikroba yang berkembang didalam lambung. Sehingga sangat
mungkin dilakukan manipulasi pakan dengan catatan produksi tetap baik.
Tanaman pakan ternak (hijauan pakan) dan hasil sisa tanaman maupun
limbah pertanian dan industri agro menjadi pilihan utama dalam
mengembangkan sistem pakan pada usaha ternak kambing (pakan dasar). Pakan dasar
atau pakan pokok memiliki arti bahwa secara kuantitatif bahan tersebut
dialokasikan dan dikonsumsi oleh ternak dalam jumlah paling banyak dibandingkan
bahan pakan lain. Namun demikian, untuk mendukung produktivitas yang tinggi
menurut kapasitas genetiknya, maka suplai nutrisi dari pakan dasar sering tidak
mencukupi, baik dalam jumlah asupannya maupun dalam keseimbangan antar berbagai
zat gizinya (Sosroamidjojo, 1985). Oleh karena itu, manajemen pemberian pakan
hijauan perlu diperhatikan baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Pemberian pakan konsentrat ataupun suplemen yang menggunakan bahan
baku dengan kandungan nutrisi (protein, energi, mineral) yang tinggi sebaiknya
digunakan untuk mengatasai kekurangan nutrisi pada pakan dasar. Oleh karena
konsentrasi nutrisinya relatif tinggi, maka biaya penggunaan pakan konsentrat
juga relatif lebih tinggi dibandingkan dengan pakan dasar per unit pakan.
Dengan demikian penggunaan pakan konsentrat haruslah seefisien mungkin (Hartadi
et al., 1980).
Efisiensi penggunaan pakan yang tinggi dapat dicapai dengan
pengelolaan pakan yang tepat, antara lain pengelolaan alokasi jumlah pakan
optimal, formulasi konsentrat yang efisien, pemilihan bahan baku yang seimbang
secara nutrisi dan layak secara ekonomis serta penentuan waktu dan frekuensi
pemberian pakan yang strategis. Kontribusi penggunaan pakan secara efisien
sangat besar terhadap efisiensi ekonomi usaha produksi secara keseluruhan. Oleh
karena itu manajemen pemberian pakan meliputi waktu pemberian, frekuensi
pemberian dan tahap persiapan sebelum pembersihan pakan harus dilakukan dengan
baik.
1.2.
Tujuan dan Kegunaan Praktikum
1.2.1. Tujuan Praktikum
1. Untuk
mengetahui berapa jumlah pakan yang diberikan berdasarkan berat badan kambing.
2. Untuk
mengetahui jumlah konsumsi pakan yang diberikan selama 24 jam pada ternak
kambing.
1.2.2. Kegunaan Praktikum
1. Mahasiswa
dapat mengetahui jumlah pakan yang diberikan berdasarkan berat badan kambing.
2. Mahasiswa
dapat mengetahui jumlah pakan yang dikonsumsi pada ternak kambing.
BAB
II
MATERI
DAN METODE
2.1.
Waktu dan Tempat Praktikum
Adapun praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 25 Desember 2016, pukul
08:00 – 02:30 WIB di Peternakan Gopala Gunung Pengsong Lombok Barat.
2.2.
Alat dan Bahan Praktikum
2.2.1.
Alat
·
Timbangan Analitik
·
Timbangan Gantung ( Dacing)
·
Ember
·
Bak karet
2.2.2.
Bahan
·
Rumput lapangan
·
Dedak padi
·
Rontokan gorengan
·
Urea
·
Mineral
·
Air
2.3.
Metode Praktikum
Adapun metode praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Menimbang
tenak kambing terlebih dahulu untuk mengetahui bobot badan.
2. Menimbang
rumput lapangan sebanyak 10% dari bobot badan.
3. Menimbang
dedak padi dan rontokan gorengan 47,5%
atau sebanyak 475 gram.
4. Menimbang
urea 3% atau sebanyak 30 gram
5. dan
mineral 2% atau sebanyak 20 gram.
6. Menghaluskan
urea terlebih dahulu sebelum mencampurkannya
7. Mencampurkan
empat bahan tersebut kemudian diaduk samapai merata dan diberikan kepada ternak
sebanyak 2% dari bobot badan.
8. Menimbang
kembali sisa pakan yang tidak dimakan oleh ternak.
BAB
III
HASIL
DAN PEMBASAN
3.1.
Hasil Praktikum
Tabel 1. Bahan Penyusun Konsentrat
No
|
Bahan Pakan
|
Pemberian dari BB (%)
|
Bobot Badan (Kg)
|
Konsumsi Berat Segar (Kg)
|
1
|
Rumput Lapangan
|
10
|
31
|
3,1
|
2
|
Konsentrat
|
2
|
31
|
0,62
|
Tabel 2. Pemberian Pakan Kambing Perah
No
|
Bahan Konsentrat
|
Persentase Pemberian (%)
|
Jumlah Pemberian (g)
|
1
|
Dedak Padi
|
47,5
|
475
|
2
|
Limbah Gorengan
|
47,5
|
475
|
3
|
Urea
|
3
|
30
|
4
|
Mineral
|
2
|
20
|
Table 3. Jumlah Konsumsi Ternak Kambing dengan BB (31)
No
|
Bahan Pakan
|
Pemberian Pakan (kg)
|
Sisa Pakan (kg)
|
Konsumsi Pakan (kg)
|
Konsumsi BK (%)
|
1
|
Rumput Lapangan
|
3,1
|
0,395
|
0,705
|
0,247
|
2
|
Konsentrat
|
0,62
|
0,140
|
0,480
|
0,430
|
3
|
Total
|
3.73
|
0,535
|
1,185
|
2,161
|
3.2.
Pembahasan
Pakan adalah suatu bahan yang dikonsumsi ternak yang didalamnya
mengandung energi dan zat-zat gizi (keduanya). Pakan adalah bahan yang dimakan
dan dicerna oleh seekor hewan yang mampu menyajikan unsur hara atau nutrien
yang penting untuk perawatan tubuh, pertumbuhan, penggemukan, reproduksi dan
produksi (Hartadi et al.,1986).
Pemberian pakan hijauan diberikan sesuai kebutuhan ternak yaitu 2 – 3% bahan kering dari
bobot hidup (Sianipar, 2006). Hijauan merupakan bahan pakan berserat
kasar yang dapat berasal dari rumput dan dedaunan. Kebutuhan hijauan untuk
kambing sekitar 70 % dari total pakan (Setiawan dan Arsa, 2005). Pemberian
pakan hijauan diberikan 10% dari bobot badan (Sugeng, 1992).
Menurut Hartadi et al,(1997) pakan ruminansia
pada umumnya terdiri atas hijauan dan konsentrat. Hijauan adalah bagian
material dari tanaman terutama rumput dan legume (kacang-kacangan) yang
mengandung SK 18% atau lebih dalam bahan kering yang dapat digunakan sebagai
makanan ternak.
Murtidjo (1993) menambahkan bahwa konsentrat untuk kambing umumnya
disebut sebagai pakan penguat atau bahan baku pakan yang memiliki kandungan
serat kasar kurang dari 18% dan mudah dicerna. Pakan penguat adalah bahan pakan
yang mengandung serat kasar kurang dari 18%, banyak mengandung bahan ekstrak
tanpa nitrogen (BETN) dan sangat mudah dicerna. Termasuk dalam kelompok ini
adalah golongan biji-bijian dan hasil sisa penggilingan (Kuswandi et al. 2000).
Berdasarkan kandungan proteinnya, pakan penguat dapat dibedakan menjadi dua
golongan yaitu pakan penguat sumber energi dan pakan penguat sumber protein
(Marjuki, 2008).
Ramadhan (2013) berpendapat pakan penguat dapat dibedakan menurut
kandungan proteinnya yaitu pakan penguat sumber protein dengan kandungan
protein kasar 20% atau lebih, serat kasar kurang dari 18%, dinding sel kurang
dari 35% dan pakan penguat sumber energi yaitu pakan dengan kandungan protein
kasar kurang dari 20%, serat kurang dari 18% serta dinding sel kurang dari 35%.
Penambahan pakan penguat ke dalam pakan basal hijauan pada ruminansia dapat
meningkatkan konsumsi pakan sehingga secara kualitas maupun kuantitas akan
mampu memenuhi kebutuhan ternak akan nutrien yang diperlukan. Penambahan pakan
penguat juga menjamin ketersediaan energi maupun nutrien bagi kehidupan
mikrobia rumen. Selain itu pemberian air minum kambing juga
harus diperhatikan dengan baik.
Pada praktikum kali ini kami memberikan pakan
pada ternak kambing sebanyak 10% bahan segar dan 3% bahan kering bari bobot
badan, sedangkan untuk pemberian konsentran diberikan sebanyak 2% dari bobot badan.
Adapun pakan hijauan yang kami berikan pada ternak kambing yaitu rumput
lapangan sebanyak 3,1 kg, sedangkan untuk konsentratnya yaitu sebanyak 0,62 kg
selama 24 jam. Berdasarkan jumlah pakan yang diberikan maka dapat dihitung
jumlah kosumsi dari ternak kambing itu sendiri yaitu dengan cara jumlah pakan
yang diberikan dikurangi dengan jumlah pakan yang tidak dimakan atau pakan
sisa. Untuk konsumsi rumput lapangan dalam bentuk segar sebanyak 0,705 kg dan
konsentrat sebanyak 0,480 kg. Sedangkan untuk konsumsi dalam bentuk bahan
keringnya yaitu 2,161 kg. Ini menunjukkan bahwa konsumsi pakan pada ternak
kambing tersebut masih dalam keadaan normal karena tidak kurang dari 2 -3% dari bobot
badan
menurut
Sianipar (2006).
BAB
IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini maka
jumlah pakan yang diberikan dapat dihitung jumlah kosumsi dari ternak kambing
itu sendiri yaitu dengan cara jumlah pakan yang diberikan dikurangi dengan
jumlah pakan yang tidak dimakan. Untuk konsumsi rumput lapangan dalam bentuk
segar sebanyak 0,705 kg dan konsentrat sebanyak 0,480 kg. Sedangkan untuk
konsumsi dalam bentuk bahan keringnya yaitu 2,161 kg.
4.2.
Saran
Adapun saran yang dapat saya
sampaikan yaitu maha siswa haru benar benar teliti dalam melakukan penimbangan
pakan, karena jika salah makan perhitungannya juga salah.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2015. http://dodymisa.blogspot.com/2015/06/manajemen-pakan-ternak- kambing.html#ixzz4UlfavxFJ.(
Diakses 03, Januari 2017).
Budiharjo, Marzuki dan Rianto. 2009. Beberapa
Faktor yang Mempengaruhi Peternak dalam Pengambilan Keputusan Manajemen Usaha
Ternak Kambing di Kota Smarang, (Skripsi), Fakultas Peternakan Universitas
diponegoro, Semarang.
Chuzaemi, S. dan Hartutik. 1988. Ilmu Makanan
Ternak Khusus Ruminansia. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.
Setiawan, T. dan Arsa, T. 2005. Beternak Kambing
Perah Peranakan Ettawa. Penebar Swadaya. Jakarta.
Artikel bagus, Pernahkah Anda mendengar LFDS (Le_Meridian Funding Service, Email: lfdsloans@outlook.com --WhatsApp Contact: +1-9893943740--lfdsloans@lemeridianfds.com) adalah ketika layanan pendanaan AS / Inggris mereka memberi saya pinjaman $ 95.000,00 untuk memulai bisnis saya dan saya telah membayar mereka setiap tahun selama dua tahun sekarang dan saya masih memiliki 2 tahun lagi walaupun saya senang bekerja dengan mereka karena mereka adalah Pemberi Pinjaman asli yang dapat memberi Anda segala jenis pinjaman.
ReplyDelete