102732477932904 Dunia peternakan budiono budhet: Penyakit Pada Unggas.Beberapa Penyakit Pada Unggas

Wednesday 4 January 2017

Penyakit Pada Unggas.Beberapa Penyakit Pada Unggas

TUGAS
MANANJEMEN TERNAK UNGGAS
BEBERAPA PENYAKIT
PADA UNGGAS




OLEH
BUDIONO
B1D014049
5 A1


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2017
BEBERAPA PENYAKIT PADA UNGGAS



1. Kanibalisme
Kanibalisme yaitu perilaku mematuk bulu dan kepala saat defisiensi mineral (Na, Cl), vitamin maupun asam amino. Jika dibiarkan secara terus-menerus bisa menyebabkan kematian. Selain akibat defisiensi nutrisi, kanibalisme inipun bisa disebabkan karena stres akibat perubahan ransum, stres panas (heat stress), kekurangan pencahayaa. Pemeliharaan ayam kampung, saya melihat ini sebagai faktor genetik alami yang memang menjadi sifat dasar dari ayam itu sendiri. Namun kanibalisme bukannya tidak bisa dicegah ataupun ditanggulangi, ada beberapa langkah yang bisa kita tempuh untuk meminimalisir adanya kanibalisme ini. Karena apabila pada saat terjadi kanibal dan tidak ditanggulangi, dapat dipastikan akan banyak ayam yang akan berguguran, atau paling tidak akan terjadi cidera parah pada ayam korban kanialisme. Berdasarkan hasil pengalaman, kanibal pada ayam kampung disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Suasana didalam kandang yang terlalu panas
2. Ketersediaan pakan dan air minum yang tidak tentu sehingga ayam menjadi buas
3. Suasana yang terlalu gaduh disekitar area kandang
4. Pindah kandang
5. Siklus genetik (kami menyebutnya demikian, ini terjadi pada anak ayam usia antara 24-47 hari dan 45-47 hari), pada usia seperti ini peternak harus benar benar memperhatikan perkembangan ayam kampung yang dipelihara.
6. Pergantian musim yang ekstrim.
Hal-hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasi dan meminimalisir adanya kanibal ini adalah:
1. Siklus udara didalam kandang harus menjadi perhatian penting, pada siang hari buka semua penutup pada kandang ayam, sehingga kandang tidak terlalu panas ataupun lembab dan yang lebih penting lagi, sirkulasi udara menjadi sangat baik untuk perkembangan ayam.
2. Pada saat udara dan suasana kandang terlalu panas, semprot kandang, liter berikut ayam menggunakan air yang dicampur dengan rodalon (disinfektan yang disarankan) yang tidak berbahaya bagi kandang yang sedang digunakan, dengan basahnya kandang dan ayam, ayam akan merasa dingin dan mengurangi aktivitas kanibalisme.
3. Segera pisahkan ayam yang telah luka akibat aksi kanibalisme teman sejawadnya, karena apabila tidak, dia akan menjadi korban amuk masa yang berujung pada kematian.
4. Ayam yang luka dipisahkan kemudian ditanggulangi dengan P3K untuk ayam berupa cairan neo antiseptik ataupun saleb anti kanibal, niscaya dalam tiga hari mendatang luka sudah kering dan sedang menunggu proses penyembuhan.
5. Perhatikan ketersediaan pakan dan air dalam kandang, jangan sampai ayam dipuasakan, karena sangat dihindari apabila ayam sengaja didietkan.
6. Untuk mengurangi tingkat strees yang berujung aksi brutal ayam, perlu ditambahkan vitamin pada minuman ayam.
Anda pasti sering dibuat pusing oleh ayam-ayam peliharaan anda yang saling mematuk sehingga mengakibatkan ayam-ayam tersebut terluka, untuk mengatasinya silahkan baca artikel Cara mengatasi kanibalisme pada ayam Kebiasaan ayam yang saling mematuk taua bahkan memakan telurnya sendiri sering disebut Kanibal. Kebiasaan ini sangat berbahaya bagi kehidupan unggas dan merugikan.
Faktor yang menyebabkan terjadinya kanibalisme
1. Ayam kekurangan pakan dan defisiensi mineral.
Ayam kekurangan batu-batuan (grit), mineral (NaCI dan Kalsium) dan kandungan nutrisi lainnya akan memicu timbulnya sifat kanibalisme. Pada ayam petelur, ayam mematuk telurnya untuk menambah kekurangan kalsium. Pada ayam broiler ayam akan mematuk bulu, pial, jari-jari kaki ayam lainnya, bahkan hal ini jika terlalu parah dapat mengakibatkan kematian .


2. Populasi ayam dalam satu kandang dan keseragaman umur.
Jumlah ayam dalam suatu kandang yang terlalu padat, dapat mengakibatkan suhu ruang meningkat, sehingga ayam akan saling berebut untuk mendapatkan tempat yang nyaman. Dalam mencari tempat yang nyaman, ayam akan melakukan kanibalisme (bertarung) untuk mendapatkan tempat nyaman tersebut. Keseragaman umur ternak sangat penting karena kebanyakan ternak yang lebih dewasa akan menyerang ternak yang lebih muda, hal ini berakibat fatal jika saat pematukan mengenai mata atau organ lainnya yang menyebabkan cacat.
3.Udara di dalam terlalu panas dan kelembaban tinggi.
Kondisi suhu kandang yang terlalu dan lembab akan mengakibatkan unggas menjadi stress.Hal ini dapat memicu timbulnya kanibalisme karena ternak berusaha melepaskan panas tubuh dengan mencari tempat yang nyaman.4. Kurang tempat makan dan minum baik baik dari segi jumlah dan luasnya
Kekurangan tempat pakan dan dapat memicunya kanibalisme, hal ini karena ternak akan berebut untuk makan ataupun minum. Sifat alamiah ternak akan saling memperebutkan makanan. Mereka akan saling mematuk jika tempat pakannya sedikit.
4. Parasit.
Parasit yang dapat memicu terjadinya kanibalisme adalah parasit luar yang dapat menyebabkan penyakit antara lain : kutu, caplak, tungau, dan pinjal. Ternak akan mematuk-matuk tubuhnya yang terasa gatal, bahkan bisa sampai berdarah
5. Warna merah [ jenggger ].
Ayam cenderung menyerang warna merah (jengger), hal ini sering terjadi pada ayam kampong dan ayam petelur. Unggas akan mematuk jengger unggas lainnya. Sifat ini sifat alami ayam

Cara Penanggulangan
1. Cara mengatasinya adalah dengan menambah pakan dan air bersih, kalau perlu air minum ditambah dengan sedikit garam dapur, yaitu 5g/liter air selama dua (2) hari berturut-turut.
2.Kepadatan tebar ayam dalam sebuah kandang dikurangi supaya banyak menyisakan ruang gerak. Sehingga ternak dapat dengan mudah melepas panas tubuhnya. Kepadatan kandang sebaiknya 11-12 per meter persegi, hal ini untuk daerah pegunungan. Untuk memelihara dalam bentuk koloni, sebaiknya umur ternak harus seragama, karena unggas yang lebih muda akan menjadi sasaran kanibalisme.
3.Untuk mengndalikan suhu ruang tetap segar dan kelembapan tetap baik hrus memiliki fentilasi kandang yang baik. Suhu untuk unggas sekitar 33° C.
4.Dosis pakan per hari diberikan sedikit lebih banyak dan diberikan secara merata agar semuanya mempunyai akses terhadap pakan. Untuk tempat pakan dapat disesuaikan dengan umur ternak dan jumlah populasi ternak.
5.Melakukan sanitasi kandang dengan membersihkan kandang, dicuci dan disemprot dengan Antisep Formades atau Sporades, membatasi tamu, mencegah hewan liar dan hewan peliharaan masuk ke lingkungan kandang. Untuk membunuh kutu, caplak. Pinjal tungau dengan obat anti kutu (Kututox atau Kututox-S). Untuk mengatasi lalat didalam kandang dengan penyemprotan obat anti lalat.
6.Debeaking (potong paruh) yaitu memotong sedikit paruh ayam agar tidak melukai ketika dipakai untuk mematuk sesamanya. Pemotongan paruh yang dilakukan pada DOC atau berumur dibawah 1 minggu juga memberikan keuntungan dalam hal penanganan jauh lebih mudah dan paruhnya masih lunak, disamping itu apabila ayam mengalami stress akibat pemotongan paruh maka masih tersedia waktu yang cukup panjang untuk mengembalikan kondisinya kepada keadaan semula. Debeaking pada umur muda biasanya dilakukan pada tipe petelur, yaitu umur 10 - 14 minggu dan 3 - 4 minggu sebelum periode produksi yaitu umur 18 – 20 minggu.

2. Blue Comb Atau Jengger Biru
Penyakit jengger biru atau biasa disebut dengan Blue Comb merupakan penyakit ayam yang ditularkan melalui virus. Penularannya disebabkan oleh berbagai cara seperti melalui ayam tetangga, tamu yang mendekati kandang, kandang yang kurang terkena sinar matahari, kotoran yang terlalu lama menumpuk, peralatan kandang yang kurang bersih, penularan melalui binatang lain seperti tikus, kecoa, burung gereja dan lalat.

1.      Gejala Penyakit Jengger Biru Pada Ayam
·         Jengger, pial dan cuping telinga berubah warnanya menjadi kebiru-biruan.
·         Tidak mau makan.
·         Kotoran bercampur air.
·         Malas berkokok atau berhenti bertelur.
·         Sinar mata menjadi redup.
2.      Pencegahan Terhadap Penyakit Jengger Biru Pada Ayam
·         Ayam yang masih kelihatan sehat segera dipindah ke kandang baru yang sudah disemprot dengan biocid.
·         Ayam yang terkena penyakit disingkirkan ke kandang isolasi.
·         Kandang lama dan segala peralatannya dicuci dan dijemur pada panas matahari, dan kemudian disemprot dengan anti sep.
·         Lantai litter atau pasir diganti dengan yang baru dan bebas dari debu.
3.      Pengobatan Terhadap Penyakit Jengger Biru Pada Ayam
Ayam yang sakit dapat diberi furazon, nopstress hijau, neovet, tetramycin PF, aureomycin SP, ryomysin, coridaol, dodecal, coccilin, neovet, ceamium 99 atau CTC solouble sesuai dengan petunjuk pada kemasannya.


3.    Botulism ( Keracunan )
Racun yang dihasilkan oleh jamur (mycotoxin) Beberapa tipe jamur menghasilkan toxin yang menyebabkan masalah pada peternakan, dan yang perlu diperhatikan pada industri peternakan adalah toxin yang dihasilkan oleh jamur. Diantaranya Racun yang berbahaya adalah Aflatoxin, Ochratoxin, Trichothecen, Zearalenone dan Citirinin. Gejala yang terjadi adalah untuk ayam akut akan meningkatkan kematian, nafsu makan turun, konversi ransum jelek dan pertumbuhan berat badan terhambat, lesu, ayam nampak membungkuk, diare, gemetar dan gangguan saraf lainnya, pertumbuhan terhambat, depresi dan diare berdarah. Luka pada mulut berwarna putih. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara menghambat tumbuhnya jamur dengan pengeringan bahan baku ransum pada kadar air maksimal 12% dan kelembaban maksimal 65%, selain itu pada bahan baku ransum, tempat makan dan minum dicuci dan di rendam dengan desinfektan yang mengandung senyawa iodine. Unggas yang telah terserang jamur ini tidak dapat disembuhkan oleh karena itu solusinya dengan meningkatkan daya tahan tubuh dengan pemberian asam amino berikatan dengan belerang, vitamin B, vitamin E, selenium antioksidan.

4.    Tembolok Tumpat (Candidiasis, Moniliasis, Sour Crop)
Penyakit ini menyerang pada saluran pencernaan unggas dengan karakteristik penebalan dan plak putih pada mukosa khususnya pada tembolok, bisa juga pada proventrikulus, usus, dan kloaka yang berhubungan dengan keropeng ampela/gizzard erotion. Penyebabnya adalah jamur Candida Albicans. Gejala klinis berupa nafsu makan menurun, ayam lesu, gangguan pada pertumbuhan dan diare. Lesio Post Mortum yang sering ditemukan adalah terdapatnya plak putih dalam mulut, esophagus, tembolok, lambung kelenjar dan usus. Pengobatan menggunakan Nystatin (100 ppm dalam campuran pakan) selama 7-10 hari, cupri sulfat (1 kg/ton pakan) selama 5 hari atau kupri sulfat 1gr/2 liter air minum selama 3 hari pemberianPencegahan dengan menghindari penggunaan antibotik secara berlebihan dan stressor lainnya, dengan memastikan tingkat higienis yang baik.

5.    Penyakit Prolapsus Oviduct (Uteri)
Ditandai dengan keluarnya saluran telur dari dalam kloaka (benda seperti usus sebesar batang rokok dengan panjang kira-kira 4 cm). Prolapsus sering terjadi pada ayam yang sedang bertelur. Kelainan ini terjadi pada saat masa bertelur dan tidak dapat pulih dengan sendirinya.
Faktor penyebab timbulnya prolapsus uteri antara lain :
·         Faktor keturunan.
·         Pelemahan atau kerusakan otot di daerah kloaka karena umur ayam tua, radang pada saluran telur dan anus.
·         Intensitas pencahayaan yang terlalu tinggi maupun perubahan program pencahayaan yang dilakukan secara mendadak.
Kasus prolapsus uteri ini dapat dicegah dengan cara :
·         Mempertahankan berat badan ayam tetap ideal (sesuai standar). Ayam petelur yang mengalami hambatan pertumbuhan saat masa starter atau grower akan memiliki kerangka tubuh dengan ukuran yang lebih kecil (di bawah normal). Akibatnya, saat masa layer ayam tersebut cenderung lebih mudah terkena prolapsus. Ayam dengan ukuran berat badan terlalu besar juga dapat memicu prolapsus. Ayam ini akan memiliki timbunan lemak yang berlebih di perutnya sehingga dapat menggangu elastisitas saluran telur, yaitu saat mengeluarkan telur saluran telur tidak dapat masuk kembali karena tertahan oleh lemak tubuh.
·         Atur program pencahayaan sesuai kebutuhan. Jangan memberikan pencahayaan dengan lama waktu dan intensitas yang berlebih. Pencahayaan untuk masa layer sebaiknya diberikan selama 16 jam, yaitu 12 jam dari sinar matahari dan 4 jam dari cahaya lampu dengan intensitas 20-40 lux
·         Berikan ransum dengan kandungan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ayam, terutama kebutuhan mineral
·         Perhatikan kepadatan kandang. Kandang yang padat akan menyebabkan ayam stres dan meningkatkan aktivitas mematuknya
·         Pertahankan suhu kandang tetap nyaman, yaitu 25-28Oc
6.    Bulbul ( Luka Pada Kaki Ayam )
Bubul pada ayam terutama disebabkan oleh sejenis bakteri yang ditularkan lewat kontak langsung dan terluka.



1.      Gejala Bubul Pada Ayam
·         Biasanya menyerang daerah telapak kaki.
·         Ayam yang terkena bubul akan pincang.
·         Selalu mengangkat sebelah kaki yang sakit.
·         Terjadi pembengkakan pada telapak kaki dan tumit.
2.      Pencegahan Bubul Pada Ayam
·         Semua benda tajam dan berkarat disingkirkan.
·         Bambu, kayu, platik dan besi yang bersudut tajam dihaluskan atau diganti.
·         Tempat tenggeran kecuali dibuat tak bersudut tajam, dilebarkan agar jari-jari kaki dapat mencengkeram dengan sempurna tanpa menyakitkan telapaknya.
·         Kotak pengeraman dibuat bersisi tumpul dan terbebas dari kawat dan paku-paku yang berkarat.
·         Lantai kandang dibuat rata dan lunak.
·         Bila mempergunakan litter sebaiknya diganti dengan lapisan yang baru, atau bila mempergunakan pasir hindarkanlah dari kerikil tajam dan pecahan kaca.
3.      Pengobatan Bubul Pada Ayam
·         Bagian yang membengkak dibersihkan dengan alkohol 70 %.
·         Telapak kaki dioperasi kecil dengan menggunakan pisau yang tajam.
·         Pisau harus sudah disterilkan dengan jalan dibakar api spiritus atau dicuci alkohol murni.
·         Setelah luka dibedah, urut pelan-pelan hingga cairan dan mata tunas keluar semua.
·         Luka dioles dengan yodium tenture kemudian dibalut dengan kain kasa yang baru.
·         Dapat juga mempergunakan larutan neguvon, des L 14, larutan 5 % phenol atau larutan 5 % biocid untuk mencuci luka, kemudian oleskan anti sep salep atau salep cil, selanjutnya dibalut dengan kain kasa baru.

7.    Histeria.

Histeria adalah gangguan mental yang terjadi karae beberapa gangguan. Gejala histeria berat pada anggota badan, keram parah dan kontraksi pada anggota tubuh dan kejang kejang.

2 comments: